PROSEDUR
AKUNTANSI KAS
Penambahan kas teller awal hari
Pagi
hari sebelum jam krja di mulai, pemegang kas kantor cabang (supervisor kas) memberikan uang kas kepada
teller sebagai modal awal operasional kegitan pelayanan nasabah. Pembukuan
untuk mencatat kegiatan ini dilakukan pada komputer, supervisor akan memilih menu “TAMBAHAN KAS
Teller” kemudian memilih sub menu “Teller 1” dan mengisi jumlah kas sesuai
kebutuhan. Misalnya Rp 1,000,000,000 dengan menu tambahan kas teller tersebut,
secara otomatis komputer akan melakukan pencatatan transaksi tambahan kas
dengan jurnal pembukuan:
Debit
|
100-010-00-000x
|
Kas
teller 1
|
1,000,000,000
|
Kredit
|
100-010-00-0001
|
Kas
kantor/induk
|
1,000,000,000
|
Kegiatan penerimaan setoran
Setelah
menerima uang kas tersebut, maka teller melakukan kegiatan penerimaan setoran
dan pembayaran penarikan uang kas dari nasabah. Penerimaan uang setoran dari
nasabah berupa setoran simpanan, setoran pinjaman dan sebagainya akan dicatat
pada komputer.
Dalam hal ini ada dua jenis
setoran yaitu setoran tunai dan setoran non tunai.
a.
Setoran tunai
Apabila
jenis setorannya adalah tabungan maka teller akan mencatat sesuai dengan
produknya yakni menu “TABUNGAN” kemudian memilih submenu “ SETORAN TUNAI”.
Dengan menu ini teller cukup memasukkan rekening tabungan yang dituju beserta
jumlah uangnya. Misal jumlah uangnya adalah Rp 100,000,000 maka secara otomatis
komputer akan mencatat transakai penerimaan setoran tunai sebagai berikut:
Penerimaan
setoran tunai
|
|||
Debit
|
100-010-00-000x
|
Kas
teller
|
100,000,000
|
Kredit
|
xxxx-01-xxxxxx-50-x
|
Rekening
tabungan
|
100,000,000
|
b.
Setoran non tunai
Apabila
setoran dilakukan tidak secara tunai, namun dengan cara mengambil dari rekening
lain (overbooking). Maka teller akan memasukkan nomor rekening sumber dana
beserta jumlah uangnya dan memasukkan nomor rekening yang dituju beserta jumlah
uangnya.
Misalnya
melakukan tabungan dengan cek sebesar Rp 100,000,000 maka teller akan mencatat
kegiatan ini dengan memilih menu “TABUNGAN” kemudian submenu “SETORAN NON
TUNAI”. Dengan ini secara otomatis komputer akan mencatat transaksi penerimaan
setoran non tunai sebagai berikut.
Penerimaan
setoran non tunai
|
|||
Debit
|
xxxx-01-xxxxxx-30-x
|
Rekening
giro an. nasabah
|
100,000,000
|
Kedit
|
xxxx-01-xxxxxx-50-x
|
Rekening
tabungan an. nasabah
|
100,000,000
|
Kegiatan pembayaran pengambilan
Pembukuan
atas kegiatan pembayaran dan pengambilan oleh nasabah dilakukan teller dengan
memilih menu produknya terlebih dahulu, misalnya tabungan sebesar Rp
100,000,000. Maka teller akan memilih menu “TABUNGAN” kemudian submenu
“PENGAMBILAN TUNAI”. Dengan menu ini
teller cukup memasukkan rekening tabungan yang dimaksud dan jumlah uang yang
diambil nasabah. Secara otomatis komputer akan mencatat transaksi pengambilan
tunai tersebut sebagai berikut:
Pembayaran
pengambilan tunai
|
|||
Debit
|
xxxx-01-xxxxxx-50-x
|
Rekening
tabungan nasabah
|
100,000,000
|
Kredit
|
100-010-00-000x
|
Kas
teller
|
100,000,000
|
Jika
pengambilan tersebut dilakukan tidak secara tunai (non tunai) maka teller akan melakukan kegiatan pembukuan sama seperti
pada transaksi penyetoran nontunai.
Tambahan dan setoran kas teller
selama jam kerja
Apabila
dari kegiatan penerimaan dan pembayaran tesebut ternyata uang kas teller
kurang, maka teller akan minta tambahan kas dari kantor cabang (kas induk).
Pencatatan transaksi ini sama seperti halnya transaksi pada kegiatan tambahan
kas awal hari.
Sebaliknya,
jika dari kegiatan penerimaan dan pembayaran tersebut ternyata kas teller
sangat besar melebihi ketentuan maksimal yang diperkenankan, maka teller harus
menyetorkan kelebihan kas tersebut ke kas kantor cabang (kas induk). Pada
komputernya teller akan memilih menu “SETORAN KAS KE KANTOR CABANG / INDUK”
kemudian memilih submenu “teller 1” dan memasukkan jumlah uang yang lebih.
Misal uang yang malebihi adalah Rp 1,000,000,000. Maka komputer secara otomatis
akan mencatat transaksi sebagai berikut.
Debit
|
100-010-00-0001
|
Kas
kantor / induk
|
1,000,000,000
|
Kredit
|
100-010-00-000x
|
Kas
teller 1
|
1,000,000,000
|
Setoran kas teller akhir hari
Pada
akhir hari seluruh kas yang dipegang oleh teller harus di setorkan ke kas
kantor cabang (kas induk) dan disimpan di brankas. Untuk transaksi ini pada
komputernya teller akan memilih menu “SETORAN KAS KE KANTOR CABANG / INDUK”
kemudian memilih submenu “Teller 1” dan memasukkan jumlah uang yang disetor
sesuai rinciannya. Misanya teller 1 menyetor sebesar Rp 1,575,250,000. Komputer
secara otomatis akan mencatat transaksi setoran kas ini dengan jurnal
pembukuan:
Debit
|
100-010-00-0001
|
Kas
kantor/induk
|
1,575,250,000
|
Kredit
|
100-010-00-000x
|
Kas
teller 1
|
1,575,250,000
|
Setelah
dilakukan penyetoran tersebut, saldo kas teller akan nihil dan akan diisi
kembali keesokan harinya. Selanjutnya teller mencetak daftar
transaksipenerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan pada hri tersebut
(jurnal transaksi), selisih dari jumlah penerimaan dan pengeluaran kas adalah
sebesar kas yang di setor ke kas kantor cabang (kas induk). Apabila terjadi
kelebihan maka di bukukan sebagai pendapatan non-operasional bila terjadi
kekurangan harus dipertanggung jawabkan oleh teller yang bersangkutan.
Kas ATM
Kegiatan
yang berkaitan dengan kas ATM adalah tambahan kas ATM dan pengambilan kas oleh
nasabah. Tambahan kas ATM dilakukan oleh satu teller dengan pengawasan dari
supervisor kas, pengawasan ini dilakukan dengan cara pencatatan dalm komputer
dengan memilih menu “TAMBAHAN KAS ATM” kemudian sub menu “ATM 1” dan memasukkan
kas sesuai rinciannya, misal pecahan Rp100,000 dengan total 100,000,000. kas fisik tersebut dimasukkan kedalam box
uang selanjutnya dimasukkan ke mesin ATM. Pencatatan jurnal pada komputer
adalah:
Debit
|
100-010-00-0002
|
Kas
ATM 1
|
100,000,000
|
Kredit
|
100-010-00-0001
|
Kas
kantor/induk
|
100,000,000
|
Sedanakan
untuk transaksi pengambilan kas melalui ATM yang dilakukan oleh nasabah, misalnya
mengambil sebesar Rp 1,000,000 maka transaksi akan dicatat oleh komputer secara
otomatis dengan jurnal:
Debit
|
xxxx-01-xxxxxx-50-x
|
Rekening
tabungan nasabah
|
1,000,000
|
Kredit
|
100-010-00-000x
|
Kas
ATM
|
1,000,000
|
Kas
ATM 1 disini menunjukkan mesin ATM nomor
1, hal ini dilakukan agar mudah untuk mengidentifikasi dimana transaksi
dilakukan karena setiap bank memiliki banyak ATM. Untuk kenyamanan nasabah maka
jumlah kas ATM ini harus dipantau setiap hari agar tidak sampai terjadi
kekosongan kas pada ATM.
Tambahan kas kantor cabang / kas
induk
Apabila
kas yang ada di brankas pada kantor cabang tersebut ternyata tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan operasional, maka kantor cabang (unit kerja) harus
melakukan penambahan kas fisik dari kantor cabang lain. Transaksi ini akan
dibukukan oleh supervisor kas di unit kerja penerima kas, pada komputernya
dengan menggunakan menu “TAMBAHAN KAS KANTOR CABANG / KAS INDUK” kemudian
memilih submenu kantor cabang yang memberikan kas, misalnya kantor yang
memberikan kas adalah kantor cabang abc dengan jumlah uang Rp 8,000,000,000.
Maka supervisor akan memilih submenu “KANTOR CABANG ABC” dan memasukkan jumlah
kas sebesar Rp 8,000,000,000. Komputer secara otomatis akan mencatat transaksi
sebagai berikut:
Tambahan
kas dari kantor cabang / unit kerja lain, sebelum berangkat mengambil uang
kas dilakukan pembukuan.
|
|||
Debit
|
100-020-00-0001
|
Kas
dalam perjalanan
|
8,000,000,000
|
kredit
|
157-080-00-0002
|
Rekening
antar kantor likuiditas nasabah-kantor cabang ABC
|
8,000,000,000
|
Tambahan
kas dari kantor cabang / unit kerja lain, setelah uang kas diterima di kantor
cabang yang membutuhkan dilakukan pembukuan.
|
|||
Debit
|
100-010-00-0001
|
Kas
kantor / kas induk
|
8,000,000,000
|
Kredit
|
199-020-00-0001
|
Kas
dalam perjalanan
|
8,000,000,000
|
Unit
kerja lain yang diminta untuk mencukupi kebutuhan kas tersebut akan mencatat
transaksi ini sebagai setoran kas ke unit kerja lain dengan menggunakan menu
“SETORAN KAS KANTOR CABANG / KAS INDUK” kemudian memilih kantor cabang yang
membutuhkan, misalnya kantor cabangn yang membutuhkan adalah kantor cabang EFG
maka akan memilih submenu “KANTOR CABANG EFG” dan memasukkan jumlah kas yang di
keluarkan yakni Rp 8,000,000,000. Komputer kantor cabang ABC secara otonatis
akan mencatat transaksi ini dengan jurnal pembukuan:
Setoran
kas ke kantr cabang / unit kerja lain, pada saat penyerahan uang kas
dilakukan pembukuan dengan jurnal:
|
|||
Debit
|
157-080-00-0002
|
Rekening
antar kantor likuiditas nasabah-kantor cabang EFG
|
8,000,000,000
|
Kredit
|
100-010-00-0001
|
Kas
kantor / kas induk
|
8,000,000,000
|
Kantor
pusat akan mencatat transaksi tersebut dengan melakukan pembukuan secara
otomatis:
Debit
|
157-080-00-0002
|
Rekening
antar kantor likuiditas nasbah -
kantor cabang EFG
|
8,000,000,000
|
Kredit
|
157-080-00-0002
|
Rekening
antar kantor likuiditas nasabah – kantor cabang ABC
|
8,000,000,000
|
Tambahan
kas fisik di sini tidak harus mengambil kas dari jenis bank yang sama, bisa
juga mengambil kas dari Bank Indonesia (BI) atau kantor cabang bank lain. Jika
melakukan pengambilan kas dari jenis bank yang berbeda maka harus mendapat
persetujuan pimpinan unit kerja masing-masing. Untuk pembukuannya dilakukan
dengan sarana real time gross settlement (RTGS) yang dilakukan oleh
kantor pusat masing-masing bank melalui kantor pusat Bank Indonesia (BI).
Contoh kasus,
1. Bank BRI
cabang ketintang mengambil uang fisik ke Bank Indonesia Surabaya sebesar Rp
10,000,000,000 maka akan dilakukan
transaksi sebagai berikut:
Pembukuan
di kantor cabang Bank BRI Ketintang
|
|||
Debit
|
100-010-00-0001
|
Kas
kantor cabang / induk
|
10,000,000,000
|
Kredit
|
200-030-30-0999
|
Titipan
lainnya dengan kantor pusat
|
10,000,000,000
|
Pembukuan
di kantor pusat Bank BRI
|
|||
Debit
|
200-030-30-0999
|
Titipan
lainnya dengan kantor pusat
|
10,000,000,000
|
Kredit
|
103-101-10-0001
|
Giro
pada bank Indonesia
|
10,000,000,000
|
Pembukuan
di kantor pusat Bank Indonesia
|
|||
Debit
|
xxxx-xxxx-xxxxxx
|
Giro
Bank BRI pada Bank Indonesia
|
10,000,000,000
|
Kredit
|
xxxx-xxxx-xxxxxx
|
Kas
|
10,000,000,000
|
2. Bank BRI
cabang ketintang mengambil uang fisik ke kantor cabang BNI Ketintang sebesar
Rp
10,000,000,000 maka akan dilakukan pencatatan transaksi sebagai berikut:
Pembukuan
di kantor cabang Bank BRI Ketintang
|
|||
Debit
|
100-010-00-0001
|
Kas
kantor cabang / induk
|
10,000,000,000
|
Kredit
|
200-030-30-0999
|
Titipan
lainnya dengan kantor pusat
|
10,000,000,000
|
Pembukuan
di klantor pusat Bank BRI
|
|||
Debit
|
200-030-30-0999
|
Titipan
lainnya dengan kantor pusat
|
10,000,000,000
|
Kredit
|
103-101-10-0001
|
Giro
pada Bank Indonesia
|
10,000,000,000
|
Pembukuan
di kantor pusat Bank Indonesia
|
|||
Debit
|
xxxx-xxxx-xxxxxx
|
Giro
Bank BRI pada Bank Indonesia
|
10,000,000,000
|
Kredit
|
xxxx-xxxx-xxxxxx
|
Giro
Bank BNI pada Bank Indonesia
|
10,000,000,000
|
Pembukuan
di kantor pusat Bank BNI
|
|||
Debit
|
xxxx-xxxx-xxxxxx
|
Giro
Bank BNI pada Bank Indonesia
|
10,000,000,000
|
Kredit
|
xxxx-xxxx-xxxxxx
|
Tagihan
Bank BRI Ketintang melalui kantor pusat
|
10,000,000,000
|
Pembukuan
kantor cabang Bank BNI Ketintang
|
|||
Debit
|
xxx-xxxx-xxxxxx
|
Tagihan
ke Bank BRI Ketintang melalui kantor pusat
|
10,000,000,000
|
Kredit
|
xxx-xxxx-xxxxxx
|
Kas
kantor
|
10,000,000,000
|
Setoran kas kantor cabang / kas
induk
Apabila
uang kas kantor cabang / kas induk terlalu banyak dan melebihi ketentuan
maksimum yang ditentukan oleh pimpipnan unit kerja (supervisor) kas, maka
kantor cabang tersebut harus menyetorkan ke Bank Indonesia ataum meneirimkan ke
kantor cabang lain yang membutuhkan kas. Setoran kas dari satu kantor cabang ke
kantor cabang yang lain di bukukan oleh supervisor kas dengan menu “SETORAN KAS
KANTOR CABANG / KAS INDUK” kemudian memilih submenu kantor cabang tujuan, dan
memasukkan total kas yang disetorkan. Misalnya kantor yang dituju adalah kantor
BTN cabang Jagir sebesar Rp12,000,000,000.
Maka supervisor akan memilih submenu “KANTOR CABANG BTN JAGIR” dan
memasukkan total yang disetorkan yakni Rp12,000,000,000. Secara otomatis
komputer akan mencatat transaksi ini:
Setoran
kas ke kantor cabang / unit kerja lain
|
|||
Debit
|
157-080-00-0002
|
Rekening antar kantor liukuiditas nasabah-kantor
Cabang BTN Jagir
|
12,000,000,000
|
Kredit
|
100-010-00-0001
|
Kas
kantor / kas induk
|
12,000,000,000
|
Untuk
kantor cabang lain yang menerima setoran akan mancatat transaksi ini sebagai
tambahan kas dari unit kerja lain dengan menu
“TAMBAHAN KAS KANTOR CABANG/KAS INDUK” kemudian memilih submenu kantor
cabang yang mengirim kas, dan total kas yang dikirim. Misal kantor yang
mengirim adalah kantor cabang BTN Ketintang, sebesar Rp12,000,000,000. Maka
akan memilih submenu “KANTOR CABANG BTN KETINTANG” dan memasukkan jumlah kas
sebesar Rp12,000,000,000. Secara otomatis komputer akan mencatat transaksi ini
sebagai berikut:
Tambahan
kas dari kantor cabang/unit kerja lain, sebelum berangkat mengambil uang kas
dilakkukan pembukuan:
|
|||
Debit
|
100-020-00-0001
|
Kas
dalam perjalanan
|
12,000,000,000
|
Kredit
|
157-080-00-0002
|
Rekening
antar kantor likuiditasb nasabah-kantor cabang BTN Ketintang
|
12,000,000,000
|
Tambahan
kas dari kantor cabang / unit kerja lain, setelah uang kas diterima dikantor
cabang yang membutuhkan dilakukan pembukuan:
|
|||
Debit
|
100-010-00-0001
|
Kas
kantor / kas induk
|
12,000,000,000
|
Kredit
|
199-020-00-0001
|
Kas
dalam perjalan
|
12,000,000,000
|
Secara otomatis komputer akan
mencatat transaksi ini sebagai berikut:
Debit
|
157-080-00-0002
|
Rekening
antar kantor likuiditas nasabah-kantor cabang BTN Jagir
|
12,000,000,000
|
Kredit
|
157-080-00-0002
|
Rekening
antar kantor likuiditas nasabah-kantor cabang BTN Ketintang
|
12,000,000,000
|
Transaksi
ini tidak hanya bisa dilakukan pada jenis bank yang sama, namun bisa juga
dilakukan pada jenis bank lain atau pada Bank Indonesia. Penyeleseian pembukuan
pada bank lain atau pada Bank Indonesia dilakukan dengan sarana real time gross
settlement (RTGS) yang dilakukan oleh kantor pusat masing-masing bank melalui
kantor pusat Bank Indonesia.
Contoh kasus
Bank
BRI cabang Ketintang kelebihan uang fisik sebesar Rp12,000,000,000 dan
disetorkan ke Bank Indonesia Surabaya maka akan dilakukan pencatatan transaksi
sebagai transaksi:
Pembukuan
dikantor cabang Bank BRI Ketintang
|
||||
Debit
|
200-030-30-0999
|
Titipan
lainnya derngan kantor pusat
|
12,000,000,000
|
|
Kredit
|
100-010-00-0001
|
Kas
kantor Cabang / induk
|
12,000,000,000
|
|
Pembukuan
dikantor pusat Bank BRI
|
||||
Debit
|
103-101-10-0001
|
Giro
pada Bank Indonesia
|
12,000,000,000
|
|
Kredit
|
200-030-30-0999
|
Titipan
lainnya dengan kantor pusat
|
12,000,000,000
|
|
Pembukuan
di kantor pusat Bank Indonesia
|
||||
Debit
|
xxxx-xxxx-xxxxxx
|
Kas
|
12,000,000,000
|
|
Kredit
|
xxxx-xxxx-xxxxxx
|
Giro
Bank BRI pada Bank Indonesia
|
12,000,000,000
|
|
Apabila
kelebihan kas fisik kantor cabang Bank BRI Ketintang tersebut di ambil oleh
kantor cabang BTN Ketintang sebesar Rp12,000,000,000. Maka pencatatan transaksi
adalah sebagai berikut:
Pembukuan
di kantor cabang bank BRI Ketintang
|
|||
Debit
|
200-030-30-0999
|
Titipan
lainnya dengan kantor pusat
|
12,000,000,000
|
Kredit
|
100-010-00-0001
|
Kas
kantor cabang / induk
|
12,000,000,000
|
Pembukuan
di kantor pusat Bank BRI
|
|||
Debit
|
103-101-10-0001
|
Giro
pada Bank Indonesia
|
12,000,000,000
|
Kredit
|
200-030-30-0999
|
Titipan
lainnya dengan kantor Pusat
|
12,000,000,000
|
Pembukuan
di kantor pusat Bank Indonesia
|
|||
Debit
|
xxxx-xxxx-xxxxxx
|
Giro
Bank BTN pada Bank Indonesia
|
12,000,000,000
|
Kredit
|
xxxx-xxxx-xxxxxx
|
Giro
Bank BRI pada Bank Indonesia
|
12,000,000,000
|
Pembukuan
di kantor Pusat Bank BTN
|
|||
Debit
|
xxxx-xxxx-xxxxxx
|
Kewajiban
Bank BRI Ketintang melalui Kantor Pusat
|
12,000,000,000
|
Kredit
|
xxxx-xxxx-xxxxxx
|
Giro
Bank BTN pada Bank Indonesia
|
12,000,000,000
|
Pembukuan
di kantor cabang Bank BTN Ketintang
|
|||
Debit
|
xxxx-xxxx-xxxxxx
|
Kas
Kantor
|
12,000,000,000
|
Kredit
|
xxxx-xxxx-xxxxxx
|
Kewajiban
ke Bank BRI Ketintang melalui kantor pusat
|
12,000,000,000
|
Pengurusan kas porti
Kas
porti oleh petugas logistik poenggunaanya diawasi oleh pimpinan unit kerja dan
dibatasi jumlahnya. Petugas yang memegang kas porti pada awal hari mengambil
kas dari teller, dan sepanjang hari tersebut melakukan pencatatan tentang
penggunaannya. Kemudian pada akhir hari membuat bukti pembukuan untuk
diseleseikan dengan teller.
Berikut ini adalah contoh
pembukuan yang berkaitan dengan kas porti.
Misalkan
pada awal hari kas porti diberikan sebesar Rp1,000,000. Maka dicatat sebagai
berikut:
Pengisian
kas porti pada awal hari
|
|||
Debit
|
100-010-00-0099
|
Kas
porti
|
1,000,000
|
Kredit
|
100-010-00-000x
|
Kas
teller
|
1,000,000
|
Kemudian
pada hari tersebut digunakan untuk membayar biaya alat tulis sebesar Rp500,000
membayar biaya porto Rp 100,000 dan membeli bahan bakar kendaraan Rp150,000.
Maka pembukuannya sebagai berikut:
Penggunaan
kas porti
|
|||
Debit
|
521-030-00-09xx
|
Biaya
alat tulis
|
500,000
|
kredit
|
100-010-00-0099
|
Kas
porti
|
500,000
|
Debit
|
521-030-00-09xx
|
Biaya
porto
|
100,000
|
Kredit
|
100-010-00-0099
|
Kas
porti
|
100,000
|
Debit
|
521-030-00-09xx
|
Biaya
bahan bakar
|
150,000
|
Kredit
|
100-010-00-0099
|
Kas
porti
|
150,000
|
Pada
akhir hari sisa kas porti adalah sebesar Rp250,000 (dari
Rp1,000,000-Rp750,000), dan sisa ini harus dikembalikan ke teller dengan jurnal
pembukuan berikut:
Penyetoran
kas porti akhir hari
|
|||
100-010-00-000x
|
Kas teller
|
250,000
|
|
Kredit
|
100-010-00-0099
|
Kas
porti
|
250,000
|
Pengamanan kas
Uang kas yang dimiliki oleh bank harus
diamankan dari tindak kejahatan dan kebakaran.untuk pengamanan uang dalam
perjalanan (pergeseran kas antar kantor cabang / unit kerja ke Bank Indonesia
atau sebaliknya ) dilakukan dengan deklarasi asuransi cas in transit (CIT),
sedangkan uang kas yang berada di brankas kantor cabang (kas induk)
diasuransikan dengan deklarasi asuransi cash in save (CIS), selanjutnya
kas yang dalam penguasaan teller selama jam kerja dan kas ATM diasuransikan
dengan deklarasi cash in counter box (CICB).
Deklarasi CIT dilakukan setiap
bulan,sesuai dengan terjadinya transaksi pergeseran kas selama bulan yang
bersangkutan, sedangkan CIS dan CICB dideklarasikan setahun sekali sesuai
permintaan besarnya pertanggungan asuransi dari pihak bank.